Kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen "Umi Kalsum" siswa kelas 1 SMU Negeri 5 Madiun

Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan seberapa tinggi kemampuan siswa kelas 1 SMU Negeri 5 Madiun dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen “Umi Kalsum” yang mencakup tujuh unsur, yakni kemampuan memahami (1) setting dalam cerpen, (2) Suansana dalam cerpen, (3) alur/plot dalam cerpen, (4) karakter dalam cerpen, (5)tema dalam cerpen, (6) sudut pandang dalam cerpen, (7) gaya bahasa dalam cerpen. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi sasaran adalah siswa SMU Negeri 5 Madiun, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas 1 SMU Negeri 5 Madiun. Sampel penelitian berjumlah 98 siswa yang ditarik dengan teknik proporsional random sampling dengan cara ordinal, yaitu dengan ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu, digunakannya teknik proporsional random sampling agar semua murid dalam setiap kelas terwakili . Adapun ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dalam penelitian ini adalah tiap kelas diambil 14 siswa secara acak . Data dalam penelitian ini berupa skor hasil tes kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Untuk memperoleh data tersebut dipergunakan instrumen alat pengumpul data yang berupa tes kemampuan memahami cerpen yang ditujukan pada siswa sampel penelitian untuk menjaring data kemampuan mereka dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen “Umi Kalsum” siswa kelas 1 SMU Negeri 5 Madiun berdasarkan skor rata-rata 65.06 (65.06%) termasuk dalam kategori cukup . Dari 98 siswa yang menjadi sampel penelitian 83 siswa (84,69%) mencapai tingkat penguasaan ≥60%. Apabila dilihat dari tiap-tiap aspek kemampuan memahami cerpen “Umi Kalsum” dapat ditafsirkan sebagai berikut: (1) Kemampuan memahami unsur setting/latar berdasarkan skor rata-rata 8,28 (69%) termasuk dalam kategori cukup. Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai tingkat penguasaan ≥ 60 % mencapai 78,57%. (2) Kemampuan memahami unsur suasana berdasarkan skor rata-rata 15,43 (64, 29%) termasuk dalam kategori cukup . Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai penguasaan ≥60% mencapai 65,31%. (3) Kemampuan memahami unsur alur/plot berdasarkan skor rata-rata 5,10 (63,75%) termasuk dalam kategori cukup. Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yag mencapai tingkat penguasaan ≥60% mencapai 36,37%. (4) Kemampuan memahami unsur karakter berdasarkan skor rata-rata 10,41 (65,06%) termasuk dalam kategori cukup. Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai tingkat penguasaan ≥60% mencapai 56,12%. (5) Kemampuan memahami unsur tema berdasarkan skor rata-rata 8,16 (68%) termasuk dalam kategori cukup. Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai tingkat penguasaan ≥60% mencapai 82,65%. (6) Kemampuanmemahami unsur sudut pandang berdasarkan skor rata-rata 12,98 (64,9%) termasuk dalam kategori cukup. Dari sampel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai tingkat penguasaan ≥60% mencapai 80,61%. (7) Kemampuan memahami unsur gaya bahasa berdasarkan skor rata-rata 4,69 (58,62%) termasuk dalam kategori kurang dari samnpel penelitian yang berjumlah 98 yang mencapai tingkat penguasaan ≥ 60% mencapai 29,59%. Dari data hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami unsur-unsur intrinsic cerpen “Umi Kalsum” siswa kelas 1 SMU Negeri 5 Madiun cukup, karena berdasarkan skor rata-rata tes mencapai 65,06 (65,06%). Dari 98 siswa yang menjadi sampel penelitian 84,69% mencapai tingkat penguasaan ≥60% sedangkan siswa yang tingkat penguasaannya < 60% hanya 15,30%. Berdasarkan data hasil penelitian dan factor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi tidak seimbangnya kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsic cerpen, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut1) Pelaksanaan pengajaran cerpen sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memahami cerpen di rumah yang mencakup tujuhy unsur yang membangunnya kemudian hasilnya didiskusikan di kelas di bawah bimbingan guru. (2) Pengajaran sastra sebaiknya lebih ditekankan pada kemampuan siswa dalam memahami cerpen secara langsung. (3) Guru diharapkan memberi motivasi siswa untuk memanfaatkan berbagai sarana yang dianggap berperan dalam menumbuhkan perhatian dan mengembangkan apresiasi cerpen. (4) Bahan tes memahami cerpen yang diberikan guru kepada siswa hendaknya berupa cerpen secara utuh. (5) Guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang yang ditekuninya, karena guru sebagai sumber informasi dan tempat bertanya siswa. (6) Khusus bagi peneliti selanjutnya, agar objek penelitian diperluas ruang lingkupnya serta jumlah sampel bisa dibuat lebih banyak agar data yang diperoleh lebih akura